Uyelewun

UYELEWUN

Bangsa Yunani punya gunung Olymphus
Bangsa Israel punya gunung Sinai
Orang Pompeyi punya puncak Vesuvius
Kami orang Kedang punya ili Uyelewun

Uyelewun, bukan Vesuvius
Yang mencaplok anak-cucunya
Membungkam sepi negeri Pompeyus
Saat berpesta pora semalam suntuk

Uyelewun bukan Olymphus
Tempat bersemayam Dewa Vulkanus
Yang melindungi api milik Maha Dewa Yupiter
Dari pencurian manusia mainan Prometeus

Uyelewun bukan Sinai
Yang berguncang keras menggemuruh
Saat Yahwe turun memproklamirkan
Sepuluh TitahNya yang serba “jangan”

Uyelewun adalah Ujo Lewun
Kepiting akbar dengan kaki menapak
Menyatukan pemukiman asri yang tertata
Tenang tenteram di sekelilingnya.

Uyelewun adalah ibarat
Induk ayam manuq lako lete
Yang selalu dan tak kenal bete
Menghimpun dan melindungi anak-anaknya
Aman di bawah kehangatan kepaknya
Dalam tidur siaganya sang penjaga
au iku boyang namanya

Induk yang selalu dan tak kenal lelah
Melantunkan kerukunan anak-anaknya
Bukan dengan sepuluh titah berapi
Bukan dalam sembilan gegap gempita yang menciutkan nyali
Melainkan dalam dua pesan yang lembut menyapa
Sederhana dan menyentuh
Gampang dan tidak berbelit

Kara oneq pana weq ne
Pan mo ebeng bale boraq

Jakarta, 14 Oktober 2008

Benyamin Molan

23 thoughts on “Uyelewun

  1. Bravo,buat amo yamin semoga menjadi pujangga kedang yang mampu mempublikasikan kedamaian uyelewun melalui puisi-puisi nya.

    • Tks komentarnya. Kedang itu damai, satu. Adat menjadi pegangannya dan puisi menjadi bahasanya. Kedang bukan politik, bukan agama, Kedang itu puisi. Dan para leluhurnya adalah pujangga, yang terus menerus menyuarakan damai dan persaudaraan.

  2. Salut buat tata Benya, maaf ini dari adik Lukas. Narabone tata… sehat-sehat. Eh upe… Selamat Natal dan Tahun Baru… Profisiat tata bagus tulisannya. Saya punya beberapa data mengenai silsila keturunan masyaralkat kedang yang saya dapat dulu dari almarhum Bpk M. Mangan Uhe Amuntoda. Nanti kalau uda sy edit saya minta bantuan tata untuk lengkapi kalau belum sempurna. Bagaimana terjemahan bukunya Tuan Robert dengan tata Polus Boli apa uda rampung?

    • Terima kasih atas komentarnya amo Lukas. Selamat Natal 2010 dan Tahun Baru 2011. Senang sekali kalau saya bisa peroleh juga data silsilah itu. Saya sudah punya yang dari Robert Barnes dan dari almarhum bapak Samuel Muda. Tetapi ada baiknya untuk terbuka terhadap sumber-sumber lain sebagai bahan perbandingan. Tentang terjemahan buku Barnes, moq aqe Polus punya tugas. Nere-nere juga ohaq kua-kua ne, suatu saat bisa rampung. Kita perlu lestarikan nilai budaya, adat, dan tradisi Kedang yang sekarang masih berfungsi baik sebagai benang merah yang mampu melintasi berabagai sekat yang muncul seiring dengan perkembangan zaman. Salam.

    • Terima kasih bapak Carlo Apeworen. Bukan hanya tulisan, saya malah sudah bikin lagu untuk Alumeka Rasa. Anak-anak Alumeka akan mulai latihan di Cakung nanti. Hidup Alumeka Rasa!

  3. Bagus lahh klo begitu…Ayo,,kita tingkatkan terus rasa persaudaraan diantara Klrga
    Leuwayan,,khususnya kita2 ini yang lahir dan besar di Jakarta dan sekitarnya…
    Agar,,anak2 kita nanti bisa mengerti dan meneruskan PERKUMPULAN KELUARGA LEU
    WAYAN yang sudah di bentuk dari orang2 tua kita terdahulu…dan melestarikan ADAT
    ISTIADAT di dalam Klrga Leuwayan secara khususnya dan KEDANG pada umumnya..
    ” BRAVO ALUMEKA RASA “…….Kalo di Tim-Nas kmrn di bilang, ” GARUDA DI DADA KU “,,,,KITA BOLEH BILANG,, ” LEUWAYAN JANTUNG HATIKU “……..
    Kalo boleh saya ingat jauh ke belakang,,,ada lirik lagu atau sebuah nyanyian,,
    ” Leuwayan,,tanah indah di pinggir pantai
    Dia itu,,tanah tempat tumpah darah-ku
    Di sana,,diam ( saya lupa )
    Dan sekalian orang yang kekasih-ku ”
    ” Leuwayan,,tanah indah…ku junjung puji dan permai
    Ke mana aku pergi,,ku tidak lupa…
    Untuk slama-lamanya….”
    Yach,,,saya jadi keluar air mata dech…….Pokoknya Alumeka rasa is the best lahh

    • Di sana diam ayah bunda handai tolan . . . (nah ingatkan)

      Jangan lupa latih Carlo itu lagu. Nanti ada lagu khusus untuk Alumeka. Kita pelihara persaudaraan di tanah rantau. Mudah-mudahan menjadi motivasi juga buat tetap lestarinya persaudaraan di Leuwayan sana.

  4. malam Bung Benya, saya tahu Blog ini dari No Atanasius di Batam kebetulan saya sekarang menetap di Batam… saya hanya sekedar menerka apakah ini Bung Benya yang di Pulo Gebang yang dekat dengan perumahan Harapan Baru? kalau benar selamat bertemu kembali walaupun lewat dunia maya.

    • Selamat malam bung Andre. Anda betul. Slamat jumpa kembali. Saya baru pulang menghadiri Misa Lingkungan di Harapan Baru. Kami dapat kunjungan romo dan berbincang berbagai hal, termasuk soal OMK. Ada yang bisik OMK tidak sekompak zaman Anda dulu. Bagaimana di Batam? Semoga tetap jaya. Salamku, yang tetap hangat walaupun lewat dunia maya.

  5. jujur…, saat pertama kali baca puisi ini(Rabu, 21 juni 2010)…. saya merinding…
    dan serasa seperti berada di puncak uyelewun sambil berteriak ili uyelewun, aku cinta padamu..
    “aku bangga hidup dalam dekapan uyelewun”

    • Amo Sipri, saya punya ide yang sedikit gila. Saya membayangkan sensasi yang luar biasa kalau ditentukan satu hari sebagai hari Uyelewun. Pada hari itu semua orang Kedang keliling gunung turun ke jalan, membentuk satu namang besar keliling uyelewun, dan melantunkan lagu ele lele lei moleng. Kalau ada yang koordinir, pasti hebat.

  6. Terima kasih saya sampaikan kepada Bapak Frans Paya Apelabi yang telah menggagas sebuah tarian Uniik yaitu Tarian Kebudayaan Uyelewun yang telah memproklamiirkan ke Tingkat Daerah maupun sampai ke tingkat Nasional. Keberhasilan Kebudayaan Kedang juag telah membawa keberhasilan di Tingkat Kabupaten sampai ke tingkat Nasional. maju terus jangan mundur, nama Lembata menjadi Jaya karena gagasasn anda. semoga hari ini tetap jaya dan seterusnya

    • Pa’ Benyamin, saya baru memberikan info mengenai buku Bapak saya baru kasi buat Pastor Ignas Sudarto, CICM sebagai bahan untuk mengajar, dan aku mau tanya apakah buku tersebut bisa diperjual belikan atau engga, kalau emang diperjualbelikan nanti saya coba hubungi di Fakultas Ekonomi mungkin mereka bisa menjual buku bapak di Fakultas Ekonomi. Salam buat semua keluarga kedang di Jakarta

      • Terima kasih amo Lukas. Buku itu memang dijual umum di toko buku di seluruh Indonesia. Kalau berminat untuk menjualnya di kampus bisa diatur dengan penerbitnya. Saya bisa bantu untuk kontak dengan penerbit. Salam.

Leave a reply to andreas soge Cancel reply

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.